Dengan erangan, Galeona perlahan bangkit ke posisi duduk. Dia memegang kepalanya dengan satu tangan ketika dia melihat Dominoqq.
Dia, pada gilirannya, mempertimbangkan apakah akan mencambuknya atau tidak. Untuk membujuknya dengan fakta bahwa baju besi itu telah ditemukan dan kemudian meninggalkannya tanpa sepengetahuan di mana itu.
Dia membaca tampilan gelapnya dan apa artinya itu baginya. “Aku belum mengecewakanmu, jendralaku! Setelah sekian lama, warisan Bartuc adalah milikmu untuk dipenuhi! "
"Memenuhi?" dominoqq bangkit, nyaris tidak bisa menahan frustrasi dan amarahnya. "Memenuhi? Bartuc memerintahkan iblis! Dia menyebarkan kekuatannya ke banyak bagian dunia! ”Komandan pucat itu menunjuk ke helm itu. “Aku membeli itu dari penjual itu sebagai kenang-kenangan,
simbol dari kekuatan yang aku usahakan untuk dapatkan! Artefak palsu, pikirku, tapi bagus! The Helmet of Bartuc! ”Jenderal itu tertawa keras. "Hanya ketika saya memakainya saya menyadari kebenaran — bahwa itu adalah helm!"
"Ya, jenderal saya!" Galeona dengan cepat bangkit dan meletakkan tangannya di dadanya, jari-jarinya membelai logam seolah-olah itu dagingnya sendiri. "Dan kau mulai memiliki mimpi,
visi—"
"Bartuc. . . Saya telah melihat kemenangannya, melihat kemuliaan-Nya, melihat kekuatannya! Saya sudah menjalani semuanya
. . . "- Nada dominoqq semakin pahit—" tetapi hanya dalam mimpiku. "
" Nasib yang membawa helm itu kepadamu! Nasib dan semangat Bartuc, bukan begitu? Dia berarti bagi Anda untuk menjadi penggantinya, percayalah, ”penyihir itu membujuk. "Tidak ada alasan, karena kaulah satu-satunya yang melihat penglihatan ini tanpa bantuanku !" "Benar." Setelah dua insiden pertama, masing-masing selama periode di mana Malevolyn telah memakai helm, sang jenderal telah memerintahkan beberapa perwira yang paling tepercaya untuk mencoba artefak untuk diri mereka sendiri. Bahkan mereka yang telah memakainya selama beberapa jam tidak mengakui mimpi mereka selanjutnya. Bagi Augustus Malevolyn, itu sudah cukup bukti bahwa dia telah dipilih oleh roh panglima perang untuk mengenakan jubahnya yang agung.
Dominoqq tahu semua yang bisa diketahui manusia fana tentang Bartuc. Dia mempelajari setiap dokumen, meneliti setiap legenda. Sementara banyak di masa lalu telah menyusut dari sejarah gelap dan iblis sang panglima perang — takut beberapa noda menyebar ke diri mereka sendiri — sang
jenderal telah melahap setiap potongan informasi.
Dia bisa menyamai Bartuc dalam strategi dan kekuatan fisik, tetapi Dominoqq sendiri hanya menggunakan sedikit sihir. Nyaris tidak cukup untuk menyalakan lilin. Galeona telah memberinya sihir lebih banyak — belum lagi kesenangan lain — tetapi untuk benar-benar mampu meniru kemuliaan panglima perang, Malevolyn membutuhkan cara untuk memanggil dan memerintahkan bukan satu iblis, tetapi banyak.
Armor akan membuka jalan itu baginya, bahwa ia telah menjadi sangat yakin. Penelitian Malevolyn yang luas telah mengindikasikan bahwa Bartuc telah mengenakan jas itu dengan pesona yang luar biasa. Kekuatan jenderal itu sendiri yang sedikit sudah ditambah oleh helm; tentu saja, setelan lengkap yang diselundupkan akan memberinya apa yang diinginkannya. Tentunya warna Bartuc menginginkan itu. Visi harus menjadi tanda.
"Ada satu hal yang bisa kukatakan padamu, jendralanku," bisik penyihir itu. “Satu hal yang mendorongmu dalam pencarianmu. . . ”
Dia menangkapnya dengan lengannya. "Apa? Ada apa? ”
Dia meringis sejenak dari rasa sakit cengkeramannya. "Dia — orang bodoh yang memakai baju besi sekarang — dia semakin dekat!"
"Kepada kita?"
"Mungkin, jika helm dan yang lainnya dimaksudkan untuk bersama satu sama lain, tetapi bahkan jika tidak demikian, semakin dekat dia, semakin dekat dia, lebih baik saya akan dapat menemukannya secara spesifik! ”Galeona menarik satu lengan bebas, lalu menyentuh dagu Malevolyn. “Kamu bisa menunggu sedikit lebih lama, sayangku. Sedikit lagi. . . "